"Tidak ada orang yang pandai di dunia ini, yang ada adalah orang yang lebih dahulu tahu dan mau belajar. Karena itu Belajarlah dan terus Tholabul ilmi. Iqro' ..., Iqro' ..., wa Iqro' bismirobbikal ladzii kholaq"

Hikmah

1. TASAWUF MODERN (HAMKA)

Rangkaian tulisan hasil karya Prof. DR. HAMKA dalam bukunya " Tasawuf Modern " ini sangat menyentuh dan merasuk kelubuk hati yang paling dalam :

Tiap – tiap orang takut akan cacatnya. Di sini nyata bahwa manusia tidak ingin kerendahan, semua suka kemuliaan. Tetapi jarang orang tahu akan aibnya dan tidak tahu akan aibnya adalah aib yang sebesar – besarnya.


“Temanmu adalah yang berkata benar dengan engkau, bukan yang membenar – benarkan dengan engkau”


Jalius At Thalib : “Karena segala manusia cinta akan dirinya, tersembunyilah baginya aib diri itu. Tidak kelihatan olehnya walaupun bagaimana besarnya”

Musuh yang sebesar – besarnya ada juga faedahnya. Karena musuh itupun tahu benar akan cela dan kekurangan kita. Manusia yang budiman dapat mengambil manfaat dari musuh – musuhnya

Perkataan Melayu : Hendak tahu di baik orang, tanyakan kepada kawannya.
Hendak tahu buruk orang, tanyakan kepada lawannya.

Dan dalam munajatnya sering juga kupanjatkan :
Ya Allah.... Dosa yang kami kerjakan amat kecil bila dibandingkan dengan besarnya ampunan-Mu, kalau Engkau hendak memberi kami celaka, gelap jalan yang kami tempuh, kalau Engkau hendak memberi kami malu, maka terbukalah semua rahasia kami, walaupun bagaimana kami menyembunyikannya, karena itu ya Allah.... sempurnakanlah awal hikmat-Mu sampai ke ujungnya dan jangan Engkau cabut nikmat dan petunjuk yang Engkau berikan pada kami.


2. MENELADANI ROSULULLAH
Dan apa saja yang dibawa oleh Rasul, maka ambillah. Sedangkan apa yang dilarangnya, maka hindarilah. Bertakwalah kalian kepada Allah, karena Allah Maha keras siksa-Nya.” (Qs. al-Hasyr [59]: 7).

Manusia memang membutuhkan rasul sebagai perantara dalam menerima ajaran-ajaran dari Allah SWT. Dan bersamaan dengan itu pula, sejak lama manusia telah menempatkan Rasulullah Saw. sebagai pembawa risalah terakhir dari Allah SWT. untuk manusia. Setiap saat kita selalu bersholawat kepada nabi sebagai perwujudan dari rasa hormat kepada beliau, dan kita berusaha untuk menjadi orang-orang yang diberi syafaat di hari penghisaban dengan mengikuti anjuran dan larangannya. Karena pada hakikatnya yang dibawa Muhammad adalah wahyu dari Allah SWT (Qs. an-Najm [53]: 3-4; Qs. al-An’âm [6]: 50).
Wujud cinta kita kepada Rasulullah selalu kita buktikan dengan mengikuti perbuatan-perbuatannya. Rasul menganjurkan berbuat baik kepada semua orang, dengan segera kita melaksanakannya. Ketika Rasul menyuruh kita sopan santun, jujur, adil, bersikap pemaaf, maka dengan antusias kita menyambut dan melaksanakan perintah itu. Sehingga dalam kadar tertentu kita telah menjadikan Rasulullah sebagai figur yang harus diteladani dalam segala komponen kehidupan. Bahkan Rasulullah adalah ushwatun hasanah atau teladan yang baik.

Namun amat disayangkan, rasa cinta kepada Rasulullah itu sedikit demi sedikit mulai memudar sesuai dengan berkembangnya peradaban. Sangat ironis memang, ternyata generasi muda kita lebih paham dan mengikuti “sabda-sabda” yang mereka anggap sebagai figur “teladan”. Tak bisa menutup mata, bahwa remaja kita mulai gandrung dengan tokoh-tokoh artis yang mereka anggap mampu memberi inspirasi dalam hidupnya. Bahkan dalam tataran tertentu mampu menumbuhkan histeria.

Bukan saja kaum muda yang sudah mematut-matut diri menyamakan dengan idola pujaannya. Namun, tanpa disadari kaum tua pun telah melakukan hal yang sama, meski dalam unsur yang berbeda. Dalam diri kita mulai merayap pemikiran dan perasaan yang bertolak belakang dengan sikap Rasulullah sebagai teladan kita. Betapa naifnya kita mengaku-ngaku mencintai dan meneladani Rasulullah sementara kita sendiri tak pernah mengikuti perilakunya. Cinta kita, cinta palsu belaka. Di satu sisi kita senantiasa bersholawat kepadanya, tapi pada kesempatan yang lain kita malah melakukan perbuatan yang dilarangnya, yang jelas bertentangan dengan perilaku mulianya.

Satu hal yang bisa kita dapati bila kita mencintai dan meneladani Rasulullah dalam segala komponen kehidupan, yang tak akan pernah kita jumpai dalam mencintai dan meneladani selain Rasulullah. Yakni Rasululullah akan memberi “bonus” berupa syafaat kepada kita di hari penghisaban, bila kita mengikuti apa-apa yang diperintahkannya dan menghindari apa yang dilarangnya. Tak perlu menipu diri dengan menganggap nanti akan mendapat syafaat, sementara kita tak pernah meledani perbuatan Rasulullah.

Mulai sekarang, kita wajib menumbuhkan semangat untuk mencintai dan meneladani Rasulullah dalam jiwa kita. Wujudkan dalam setiap aktivitas kehidupan kita bahwa kita mencintai dan meneladani Rasulullah. Sehingga kita menjadi umat yang diridhoi oleh Allah dan Rasul-Nya. (O. Sholikin, Hidayatulislam.net - 2005)


3. CATATAN DARI BAPAK "YA"


ANA 'INDA ZHONNII ‘ABDII BII
Oleh Yahya Amin · 19 Oktober 2011

Dalam sebuah hadits Qudsi, Allah berfirman, “Ana ‘inda zhonnii ‘abdii bii”. Aku (Allah) sesuai persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Bedjo amat yakin itu. Pengalaman dan perjalanan hidupnya kian memperkuat keyakinan itu.

Ketika awal kuliah di IPB Bogor, tahun 1984-1985, Bedjo sering bilang kepada teman-temannya. Dia akan menikah pada umur 25 tahun. Kenapa? Karena Nabi Muhammad menikah pada umur 25 tahun. “Umur 25 tahun 11 bulan, saya anggap 25 tahun. Bahkan 26 tahun kurang 1 hari pun, saya anggap masih 25 tahun”, tandasnya.

Ana ‘inda zhonnii ‘abdii bii. Bedjo lahir pada tanggal 26 Nopember 1965, dan dia menikah pada tanggal 1 Nopember 1991. Saat itu umurnya 25 tahun, meskipun lebih 11 bulan dan 5 hari. Allah sesuai persangkaan hamba-Nya kepada-Nya.Tahun 1991 Bedjo hijrah ke Kalimantan Timur. Dia bekerja di tengah hutan di kecamatan Mansalong, yang pada waktu itu masih masuk kabupaten Bulungan. Dari Samarinda dia harus naik pesawat kecil ke Tarakan, kemudian melanjutkan dengan speed boat ke wilayah Malinau, dilanjut naik mobil perusahaan HPH yang sudah siap menunggu, disambung naik Ketinting, dan terakhir naik truck. Baru bisa sampai base camp-nya. Istrinya, yang asli Leteh Rembang, Jawa Tengah, dibawa ke Kalimantan Timur, namun tidak diajak ke tempat kerjanya nun di tengah hutan di pedalaman Borneo itu dengan alasan ribet. Istri Bedjo kost bersama para aktivis mahasiswa Universitas Mulawarman Samarinda. Istrinya tidak kerasan dan minta pulang ke Jawa. Bedjo tidak mau, kecuali jika dia sudah punya uang untuk bekal biaya hidup selama 3 bulan. Jatah 3 bulan adalah waktu paling lama bagi Bedjo hunting perkerjaan baru, dia malu jika harus minta uang kepada keluarganya. Yang ada di kamusnya adalah memberi dan memberi. Takada kata meminta.

Ana ‘inda zhonnii ‘abdii bii. Setelah punya bekal yang cukup untuk biaya hidup 3 bulan, Bedjo keluar kerja pada bulan September 1992. Dan dia mendapatkan pekerjaan pada bulan Desember 1992. Pas 3 bulan setelah meninggalkan Kalimantan. Allah sesuai persangkaan hamba-Nya kepada-Nya.

Ketika menjadi “Camat Hutan” di Ponorogo, Bedjo mendapat tugas belajar S2 di Universitas Gadjahmada Yogyakarta dengan biaya penuh BUMN. Dia lapor kepada keluarganya. “S2 ini umumnya ditempuh dalam waktu 2 tahun, atau rata-rata 2.5 tahun”, katanya. “Cuma saya kuliah S2 murni, bukan MM, jadi agak beda.  Ya, paling lama 3 tahun lah”, lanjutnya.

Ana ‘inda zhonnii ‘abdii bii. Bedjo masuk UGM pada bulan September 1998, dan diwisuda dengan gelar MP, Magister Pertanian, pada bulan September 2001. Persis 3 tahun. Allah sesuai persangkaan hamba-Nya kepada-Nya.

Anak pertama Bedjo lahir di Lasem, Jawa Tengah, usai  istrinya sholat zhuhur, dan anak ke-2 lahir di Surabaya usai istrinya sholat shubuh. Ketika istrinya hamil anak ke-3 di Ponorogo, Jawa Timur, dia bergumam sendiri. “Anak pertama lahir sesaat setelah sholat zhuhur, anak ke-2 sesaat setelah sholat shubuh. Waktu shalat, dan mundur”.  Bedjo pun bergegas mencari istrinya. “Insya Allah, anak kita lahir sesaat setelah Umi sholat isya”, katanya tersenyum.

Ana ‘inda zhonnii ‘abdii bii. Anak ke-3 itu lahir sesuai dengan perkiraannya. Sesaat setelah istrinya sholat isya. Allah sesuai persangkaan hamba-Nya kepada-Nya.

Bedjo bermimpi, berharap dan berdoa. Dan itu sering dia utarakan kepada orang-orang dekatnya. Dia akan berhaji 3x. Haji yang pertama, sendirian, karena uangnya hanya cukup untuknya. Haji yang ke-2, bersama istrinya, karena dia wajib menemaninya. Bedjo termasuk agak puritan dalam beragama. Dia tidak mengizinkan istrinya bepergian sendiri untuk perjalanan yang sampai menginap. Dan haji yang ke-3, Bedjo akan berhaji bersama anak, istri, dan 33 keluarga dan kawan karibnya, karena, uangnya sudah amat sangat banyak sekali.

Ana ‘inda zhonnii ‘abdii bii. Bedjo menunaikan rukun Islam ke-5 itu pada tahun 2006. Sendirian, karena uangnya hanya cukup untuknya. Kemudian dia berhaji lagi pada tahun 2009, bersama istrinya, karena dia harus menemaninya. Sungguh, Bedjo amat yakin, dengan izin Allah dan rahmat-Nya, dia akan wukuf di Arofah yang ke-3 bersama 3 anak, istri dan 33 kerabat dan sahabatnya, karena, insya Allah, uangnya sudah amat sangat banyak sekali. Amin . Allah sesuai persangkaan hamba-Nya kepada-Nya. ***

EMAK, ENGKAU ADALAH INSPIRASIKU
Oleh Muhammad Teguh Supriyadi · 22 Desember 2011

Sebagian besar jiwaku mungkin hasil torehanmu
Kalo aku sekarang punya rasa peduli
itu adalah buah pedulimu yg tak henti padaku waktu aku ditimangmu
kalo aku punya rasa cinta
itu adalah buah cintamu yg selalu kau siram padaku waktu aku dititahmu
Kalo aku sekarang tetap bersemangat belajar
itu adalah buah motivasimu padaku waktu aku di didikmu

kalo aku seperti ini
hidup lebih enak dan lebih baik darimu
itu karena Alloh Ridho atas pengorbanan ,jerih payah dan do'a-do'amu dulu.

Emak, apapun yg kulakukan untukmu sekarang , semua itu belum bisa membalas cintamu padaku
Emak, maafkan aku kalo dulu aku suka menhardikmu, suka ngeyel padamu, suka membuatmu jengkel, suka melawanmu....karena aku tahu engkau begitu menyayangi dan mencintaiku...Engkau takkan marah apalagi dendam padaku...Emak,maafkan aku.

Air mata yang menetes ini adalah air mata cinta , rindu dan do'a untukmu..!!
Emak, kukirim do'a ini untukmu :
رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
 “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” [Al Israa’:24]

"Robbanaghfir lii wa lii waalidayya wa lilmu’miniina yawma yaquumul hisaab"
“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).” [Ibrahim:41]

 رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ
“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, .” [Nuh:28]

Robbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo
“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku dan kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
"Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".

"ALLAHUMMAGHFIR LAHU WARHAMHU WA 'AAFIHI WA'FU 'ANHU WA AKRIM NUZULAHU WA WASSI' MUDKHALAHU WAGHSILHU BILMAA`I WATS TSALJI WAL BARADI WA NAQQIHI MINAL KHATHAAYAA KAMAA NAQQAITATS TSAUBAL ABYADLA MINAD DANASI WA ABDILHU DAARAN KHAIRAN MIN DAARIHI WA AHLAN KHAIRAN MIN AHLIHI WA ZAUJAN KHAIRAN MIN ZAUJIHI WA ADKHILHUL JANNATA WA A'IDZHU MIN 'ADZAABIL QABRI AU MIN 'ADZAABIN NAAR
(Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya, kasihanilah ia, lindungilah ia dan maafkanlah ia, muliakanlah tempat kembalinya, lapangkan kuburnyak, bersihkanlah ia dengan air, salju dan air yang sejuk. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau telah membersihkan pakaian putih dari kotoran, dan gantilah rumahnya -di dunia- dengan rumah yang lebih baik -di akhirat- serta gantilah keluarganya -di dunia- dengan keluarga yang lebih baik, dan pasangan di dunia dengan yang lebih baik. Masukkanlah ia ke dalam surga-Mu dan lindungilah ia dari siksa kubur atau siksa api neraka)."

 "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Amin..Amin..Amin Ya Rabbal 'Alamin...!